Gemblongnya ok, bestanya kurang memuaskan. Tak apalah, yangn penting enak :) |
Ceritanya, saya lagi
kesengsem pengen bikin penganan tradisional. Selama ini setiap kali mau bikin
penganan tradisional, yang terbayang adalah prosesnya yang ribet dan butuh
waktu lama. Jadinya kemudian malah malas untuk praktek bikin penganan
tradisional dan lebih memilih kue-kue modern. Dan bikin kue-kue
tradisional pun hanya jadi mimpi selama ini.
Di sini saya
betul-betul merasakan kebenaran pepatah, "Tak Kenal Maka Tak Sayang".
Buktinya, setelah bongkar-bongkar majalah lama, ketemu resep-resep kue
tradisional yang bahan dan cara pembuatannya ternyata mudah banget. Oalah..,
cupid bener saya selama ini. Baca 1-2 resep kue tradisional yang ribet,
langsung menggeneralisir bahwa semua kue tradisional itu ribet. Jangan tiru deh
sikap saya ini. Rugi sendiri!
Eksekusi kue tradisional
pertama saya adalah awuk-awuk. resep dari majalah lama itu saya modifikasi
bahan dan pembuatannya. Alhamdulillah, sukses. Secara rasa, semua anggota
keluarga suka, nagih minta dibuat ulang, dan tulisan itu juga berhasil
memenangkan lomba blog mini dari seorang rekan blogger senior. Lumayan, dapat
hadiah dan juga meningkat kepercayaan diri saya untuk mencoba praktekin lagi
resep-resep kue tradisional lainnya. Tentu saja, pilih yang mudah dulu, baik
bahan dan caranya.
Kali ini pilihan saya adalah gemblong.
Tetangga satu rumah dari saya, (saya manggilnya
Te Opa) kerap menjual penganan ini di warungnya. Rasanya yang gurih manis
dengan balutan gula bikin sepotong gemblong enggak cukup sebagai teman minum
kopi. Maunya berkali-kali. Selama ini mikirnya bikin gemblong itu sulit.
Apalagi ada bestanya. Itu tuh balutan gula yang nempel sempurna dan kering di
gemblongnya. Dalam bayangan saya, bikin besta itu pasti sulit banget. Nyoba aja
belum udah mikir gagalnya malah. #Tepokjidat!
Lihat bahan-bahan, alhamdulillah semua ada. Pak
pik puk beberapa waktu, jadilah
gemblong. Digoreng, di rasa sendiri, lalu dibagi ke suami dan anak-anak sembari
minta pendapat. Komentar mereka, 2 jempol! Berarti ok. Sekarang, eksekusi
besta.
Sesuai resep, step by step pun diikuti dengan
cermat. Namun sudah bermenit-menit gula di masak, tanda-tanda berambut tak
muncul juga. Wah.., sepertinya….
Setelah sekian menit berlalu, adonan gula mengental
walau tak berambut. Tak sabar saya masukkan gemblong ke dalam, aduk-aduk, dan
biarkan sesaat. Hasilnya? Tampilan mengecewakan walau secara rasa, ya besta
khan manis. Tapi terasa lengket, dan basah. Tidak kering seperti tampilan
gemblong yang terpampang di majalah. Hiks…,enggak tahu deh gagalnya di mana.
Begitupun, gemblong seketika tandas. Bahkan Si
Sulung menyempatkan diri mengambil dua potong untuk bekal snack, padahal
snacknya berupa roti isi sudah tersedia di kotak bekal. “Jangan habiskan ya.
Tinggalkan untuk aku,” katanya berpesan saat berpamitan menuju sekolahnya. Wew,
boro-boro sisa, begitu bayangannya lenyap dari pandangan mata, gemblong pun
habis tak bersisa, hehehe.
Secara keseluruhan, praktek bikin gemblong saya
sih memuaskan, walau bestanya mengecewakan tampilannya. Tapi ini jadi tantangan
buat saya, pengen bikin gemblong yang berselaput besta yang pas gitu. Oh ya,
ternyata kata Te Opa, kalau bikin besta, jangan gunakan gula merah, karena
gula merah yang ada kini kebanyakan mutunya tidak baik, alias tidak asli. (gula
merah yang asli itu seperti apa ya?). Ok lah, lain waktu saya akan bikin
gemblong lagi karena anak-anak juga pada nagih minta dibuatkan lagi, dan kali
itu bikin bestanya akan saya coba pakai gula putih.
Untuk saat ini, saya bagi resep gemblongnya dan
bestanya (yang mengecewakan, tapi silakan dicoba bagi yang berminat, mana tahu
kesalahan di saya, bukan di resep J). Berikut bahan dan cara pembuatannya:
Bahan Gemblong: (resep dari majalah Sedap, No
5/III/2002
250 gr tepung ketan
150 gr kelapa muda, parut kasar
2 sdm mentega/margarin
4 sdm
gula pasir (bisa ditambah menjadi 5 sdm bila suka rasa manis)
100 ml air panas
2 sdt garam, aduk dengan sedikit air panas (ambil
sedikit dari 100 ml air panas)
Minyak untuk menggoreng.
Bahan Besta
100 gr gula pasir
75 gr gula merah
225 ml air
1 sdm mentega/margarin
Cara Membuat:
1. Aduk tepung ketan,
kelapa muda, mentega/margarin, air panas, dan air garam hingga merata dan
kalis.Bentuk lonjong, sisihkan.
2. Panaskan minyak goreng.
Goreng gemblong hingga kering.
3. Masak bahan besta sambil
diaduk hingga berambut. Masukkan gemblong. Aduk rata, angkat dan dinginkan.
4. Siap santap.
No comments:
Post a Comment
Senang banget bila teman-teman yang mampir mau memberi komentarnya. Komentar teman-teman akan membantu saya lebih berkembang ke depannya. Salam, Rebellina :)